Pagelaran Keraton Surakarta
Pagelaran Keraton Surakarta, yang memiliki nama resmi Sasana Sumewa, merupakan sebuah bangunan megah berbentuk pendopo terbuka yang menjadi gerbang depan dan balai audiensi utama dari kompleks Keraton Surakarta Hadiningrat. Terletak persis di sisi selatan Alun-Alun Lor (Utara), bangunan ini merupakan area pertama yang akan dijumpai setelah melewati Gapura Gladak. Dengan arsitekturnya yang agung dan terbuka, Sasana Sumewa secara historis berfungsi sebagai simbol interaksi antara Raja (Sri Sunan) dan rakyatnya.
Sejarah Sasana Sumewa tidak terpisahkan dari pembangunan Keraton Surakarta itu sendiri pada tahun 1745. Sesuai dengan tata ruang tradisional keraton Jawa, bangunan ini dirancang sebagai ruang paling luar dari istana, tempat Sri Sunan menggelar pisowanan agung atau pertemuan resmi dengan para pejabat tinggi kerajaan dan abdi dalem. Kata "Sumewa" sendiri berasal dari kata seba atau sowan, yang berarti menghadap. Di sinilah raja duduk di singgasananya untuk memberikan titah, mendengarkan laporan, atau memimpin upacara-upacara penting yang melibatkan para punggawa kerajaan. Fungsi utamanya adalah sebagai balai penghadapan formal, di mana para abdi dalem menunggu giliran untuk menghadap raja di area yang lebih dalam.
Secara arsitektur, Sasana Sumewa adalah sebuah pendopo besar dengan deretan pilar kokoh yang menopang atap joglo yang menjulang. Strukturnya yang terbuka tanpa dinding melambangkan sifat transparan dan kedekatan antara pemimpin dan yang dipimpin. Di sisi selatan bangunan ini terdapat area yang lebih tinggi yang disebut Sasana Parasdya, tempat singgasana raja diletakkan saat upacara berlangsung. Selain sebagai balai audiensi, Pagelaran juga berfungsi sebagai tempat persiapan bagi para prajurit keraton sebelum melaksanakan upacara Grebeg atau ritual lainnya yang dimulai dari alun-alun.
Kini, fungsi Sasana Sumewa telah berkembang. Meskipun masih digunakan untuk beberapa upacara adat keraton, seperti menjadi titik awal dan akhir prosesi Grebeg, Pagelaran juga telah dibuka untuk kegiatan publik yang bersifat budaya. Tempat ini sering digunakan sebagai lokasi pameran, pertunjukan seni tari dan gamelan, serta berbagai festival kebudayaan yang diselenggarakan oleh keraton maupun pemerintah kota. Bagi wisatawan, Pagelaran menjadi titik awal untuk memulai tur ke dalam kompleks keraton yang lebih privat. Dengan demikian, Sasana Sumewa terus menjalankan perannya sebagai jembatan—dulu sebagai jembatan antara raja dan rakyatnya, kini sebagai jembatan antara warisan adiluhung masa lalu dan apresiasi masyarakat masa kini.