Kampung Batik Laweyan

Kampung Batik Laweyan

Tour 360 Lihat peta

Kampung Batik Laweyan

Kampung Batik Laweyan merupakan salah satu kawasan batik paling tua dan paling bersejarah di Indonesia, yang terletak di tepi Sungai Kabanaran, Surakarta. Lebih dari sekadar pusat industri batik, Laweyan adalah sebuah labirin waktu yang diisi oleh gang-gang sempit, tembok-tembok tinggi misterius, dan rumah-rumah kuno megah milik para juragan (saudagar) batik. Kawasan ini memancarkan aura kemakmuran masa lampau dan semangat kewirausahaan yang telah mendarah daging selama berabad-abad, menjadikannya destinasi wajib untuk memahami jiwa perdagangan dan perjuangan masyarakat Solo.

 

Sejarah Laweyan sebagai pusat tekstil sudah berakar jauh sebelum berdirinya Keraton Surakarta. Konon, aktivitas produksi kain di wilayah ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Pajang pada abad ke-15. Puncaknya terjadi pada awal abad ke-20, ketika para pengusaha batik pribumi Laweyan mencapai masa keemasan mereka. Para juragan batik ini dikenal ulet, inovatif, dan memiliki jaringan dagang yang luas hingga ke seluruh nusantara. Kemakmuran mereka tercermin dari arsitektur khas Laweyan, di mana rumah-rumah mewah dibangun di dalam kompleks yang dikelilingi tembok tinggi, menciptakan klaster-klaster pemukiman yang aman dan eksklusif.

 

Ciri khas batik Laweyan sangat berbeda dengan batik Kauman yang terikat pada pakem keraton. Batik Laweyan memiliki gaya saudagaran yang lebih dinamis, bebas, dan inovatif. Para perajinnya berani bermain dengan warna-warna yang lebih cerah dan motif-motif yang lebih variatif, disesuaikan dengan selera pasar. Inilah yang membuat batik Laweyan mampu berkembang pesat dan mendominasi pasar tekstil pada masanya. Semangat kemandirian dan persatuan para saudagar ini jugalah yang melahirkan organisasi pergerakan nasional pertama di Indonesia, Sarekat Dagang Islam (SDI), yang didirikan oleh H. Samanhudi di Laweyan pada tahun 1911.

 

Setelah sempat meredup, pada tahun 2004, masyarakat Laweyan berinisiatif untuk membangkitkan kembali kejayaan kampung mereka dengan mendeklarasikannya sebagai Kampung Batik Laweyan. Tembok-tembok tinggi yang dulu terkesan tertutup kini membuka gerbangnya lebar-lebar untuk wisatawan. Lebih dari 100 rumah batik kini berfungsi sebagai showroom sekaligus bengkel kerja, di mana pengunjung dapat berbelanja, melihat proses produksi, bahkan belajar membatik secara langsung. Dengan perpaduan antara sejarah perjuangan, kekayaan arsitektur, dan industri kreatif yang terus berdenyut, Laweyan menawarkan sebuah pengalaman budaya yang otentik dan menginspirasi

Terakhir diperbarui pada 16 October 2025